Yakin, Nekad, Bismillah....semua bisa


“Merasakan bangku kuliah tuh susah, butuh dana banyak, harus siap uang yg banyak”. 
Masih ada yg bilang kaya gtu…waduh….harus terapi, klo yg sering nonton Kick Andy mungkin ga aneh lagi banyak anak miskin, bahkan ga layak tuk masuk kuliah, tapi mereka bisa walaupun Cuma modal NEKAD dan YAKIN.  Ada yg anaknya tukang pemulung pi bisa lulus kedokteran, ada yg yatim piatu bisa jdi orang hebat.  Jadi jangan takut melangkah dalam menuntut Ilmu apa lagi sampe setinggi mungkin. Jangan merasa “tak akan mampu” klo belom di coba.
Pengalaman pribadi saya sendiri,  lahir di keluarga yang bisa di bilang cukup, cukup dalam segala hal.  Mau sekolah cukup duitnya, kalau mepet, ya….harus pinjam, tapi cukup. Sampai lulus SMA orang tua benar pontang-panting untuk membiyanyai 3 anaknya yg jaraknya berdekatan.
Ketika lulus SMA, bingung menentukan arah kemana pada saat itu, cari kerja belum bisa apa-apa bahkan ga punya skill yg di kuasai, sempat melamar kesana kemari tapi tak pernah diterima oleh perusahaan dan sekolah manapun. Mau kuliah, mau banget untuk menambah skill dan potensi diri tapi di kata bapakku sudah bilang diawal, “kalau mau kuliah abi tidak untuk ngebiayain, jdi kalau mau kuliah pake duit sendiri”.   Pupus harapan ketika sudah berniat mau kuliah bapak bilang seperti itu, prustasi kuliah ga bisa kerja ga bisa lalu mau jadi apa.  Tapi prustasiku untuk ikhtiar dengan do’a, sholat hajat setiap hari, tahajut semua aku lakukan untuk memenuhi keinginanku masuk kuliah dan mendapatkan skill yang aku sukai dan kuasai.
Aku percaya dalam suatu kata mutiara yang pernah di bilang oleh guru Mahfudzotku waktu duduk di bangku MA dan Mts. Beliau pernah bilang :
“dimana ada niat disana ada jalan”
“harta tidak akan habis untuk menuntut ilmu”
“harta yg berharga itu adalah ilmu”
“keyakinan dalam diri dapat merubah sesuatu yang mustahil”
Aku yakini itu, aku tetap ikhtiar dalam do’a, semua aku lakukan untuk menentukan masa depanku kelak.  Tidak ada yang kebetulan, tidak ada yang tidak mungkin, semua sudah tertulis dalam takdir-Nya.  Allah tidak pernah tidur, dan tidak pernah tuli untuk mendengarkan hambanya yang meminta kepadanya.
Suatu hari saat ada pengajian bapakku dengan rekan-rekannya, ada salah satu temannya yang bekerja disebuah lembaga pendidikan, menanyakan kabarku yang telah lulus SMA.
“Gimana kabar syifa? Sudah lulus SMA? Lanjut dimana?” kata Pak Yatno dengan penuh keramahan.
“baik, iya udah lulus kemaren bulan Mei, ga lanjut kemana-kemana kuliah mahal, ga sanggup saya kalau ngebiayain kuliahnya, mau sih syifa kerja aja” jawabku penuh dengan keluh di wajahnya.
“ko’ gitu…sayang kalau ga lanjut, gimana kalau kuliah ditempat saya aja, kuliahnya ga lama Cuma 2 tahun tapi udah siap kerja, nama tempatnya Lembaga Pendidikan Program Profesi Terpadu Nurul Fikri, gimana mau ga pak? Masalah biaya ga usah bingung bisa ikut program beasiswa dimuka, jadi bayarnya setelah muridnya udah kerja, tapi itu juga dipilih dulu.”
“ya saya sih terserah syifa mau apa ga?”
Lalu aku dipanggil oleh bapak, untuk keruang tamu.
“gimana syifa mau kuliah, tapi $#^&$%&#%$&&(^&$%#%@$%$&%^&%^%#%@@” beliau jelasin secara detail.
Hati yang senang mendengar ada jalan untuk kuliah, dengan tegas akupun jawab “iya mau ga pa2”
“oke besok dating aja kerumah, untuk isi formulir masuk kuliah, bulan Oktober sudah mulai aktif kuliah”
Hati senang bukan main, sujud syukurku beriring tangis, do’aku dikabulkan olehnya.
Akhirnya aku merasakan bangku kuliah selama 2 tahun, tahun pertama saya full khusus kuliah, tahun kedua saya sudah mulai bekerja disebuah lembaga kepemimpinan, di daerah Jakarta. Ya semua memang rencana yang telah Allah SWT siapkan untuk ku, akhirnya aku sudah punya penghasilan sendiri.
Tapi setelah lulus tahun ke 2, justru saya keluar dari pekerjaan dikarnakan kontrak yang tidak diperpanjang dan ada sedikit masalah,  sehingga ga bisa melanjutkan kuliah D3, yang memakan biaya cukup banyak dan kalau dihitung-hitung sama gaji disana memang ga cukup, ya lagi-lagi Allah punya rencana lain dibalik itu. 3 bulan aku jadi pengangguran yang penuh dengan penat, dengan kebosanan.
Banyak perusahaan yang sudah datangi pi ya….lagi itu bukan yang terbaik, sempat kesal sampai-sampai aku bergumam “sampai kapan aku jdi pengangguran seperti ini”, dengan ikhtiar dan do’a sebanyak-banyaknya. Allah SWT memang maha penyayang ia mendengarkan do’a hamba.
Pak Yatno memberi kabar, kalau ada lowongan didekat rumahnya, ternyata masih rekan pak yatno dan tetangganya, akhirnya saya bekerja disana, tempat yang nyaman, banyak ilmu yang kudapat walau selama 3 bulan gaji yg kami terima sangat pas-pasan, bahkan untuk jajan saja harus mikir dulu. Tapi ketika lebih dari itu gaji naik sesuai UMR Jakarta, dan saat itu pula saya mulai mendaftar kuliah, seolah-olah benar direncanakan gaji naik, pendaftaran untuk lanjut D3 sudah di buka dan batas akhir, akhirnya tanpa pikir panjang saya daftarkan diri untuk masuk kuliah, modal bismillah, kalau di pikir-pikir pake logika untuk biaya kuliah sangat pas-pasan tapi karna niat untuk cepat-cepat lulus D3 ya tekatkan untuk lanjutkan segera dengan modal nekad. Maklum biaya semuanya saya tangung sendiri.
Bersambung……

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profesi Vs Pekerjaan

Menanti Pelangi

Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan