Akhir dari Backstreet (Part 2)


“oke sampai ketemu besok ya…mala…dah…” putri melambaikan tangannya kepada mala yang sudah menaiki motor bersama zaki, seraya membalas lambaikan tangan kepada putri.
“putri…pulang bareng yuk” kata januar yang tiba-tiba saja, berada disamping putri, putri terkejut dengan kedatangannya, putri segera tersenyum menyambut kedatangannya, dan mengangguk untuk menerima tawarannya pulang bareng bersama januar, yang kebetulan arief sedang tidak bisa pulang bersamanya.
Sepanjang perjalanan mereka hanya sama-sama diam tanpa kata.  Sampai  didepan rumah putri, putri segera turun dari motor januar yang besar berwarna merah.
“makasih ya…jan” putri segera membalik badan, segera beranjak pergi.
“putri sebentar ada yang pengen gue omongin” tiba-tiba langkah putri berhenti dan menghampiri januar, dengan senyum yang sangat manis membuat hati januar semakin berdegub kencang.
“pacar kamu itu arief, bener bukan?” putri tersentak kanget, namun ia menghilangkan kegugubpannya dengan tetap tersenyum, putri hanya mengangguk cepat, raut muka januar tiba-tiba seperti patah hati.
“tapi lue udah gue anggab sebagai abang gue, karna lue baik banget sama gue” kata putri, kemudian segera beranjak pergi dan segera masuk kedalam rumahnya, januar masih saja mematung memandangi langkah putri.
***
Januar segera menarik tangan silvia yang sedang membaca buku di perpustakaan, ia menarik silvia keluar dari perpustakaan.
“hebat banget lue ngebohongin gue, kenapa lue gak bilang kalau arief itu cowonya putri? dan kenapa kemaren lue menghindar dari pas gue tanya?, untung aja putri udah jujur sama gue. Tega tau gak sih lue, via” kata januar yang masih mengenggam erat tangan silvia, silvia hanya bisa diam, namun ia sudah tak tahan jika ia harus disalahkan karna ini ke inginan putri dan arief, silvia hanya sekedar membantu, gumamnya dalam hati.

“lepasin tangan gue, gue dah berusaha jujur sama lue kok, buktinya saat lue Tanya cowo putri itu siapa gue jawab, bener khan gue kasih tau kalau rumahnya deket sama rumah gue, terus gue juga bilang dia temen deket gue, itu semua bener khan gak ada yang bohong, sayangnya lue gak nanya namanya siapa? Wajar dong…kalau lue gak tau, karna lue gak nanya itu.  Kemaren emang bener gue sudah di tunggu yuda di parkiran bukan menghindar” kejelasan silvia dengan nada kesal, januar hanya bisa diam dan melepaskan genggaman tangannya. 
“ya…udah biar pikiran lue lega, mendingan lue omongin semuanya ke putri, biar perasaan lue lega dan pikiran lue, dan biar lue juga tau kenapa alasan putri lebih arief di banding lue, kayanya dia belum tau juga deh…tentang perasaan lue, walaupun telat segaknya lue dah mau jujur ma diri lue sendiri.” Saran silvia, januar segera bergegas pergi mencari putri dengan senyuman.
***
“oke sekarang kita sudah sama-sama jujur, keputusan bersikap ada di diri masing-masing yang menentukan bagaimana harus bersikap, yang jelas gue anggab lue sebagai abang gue. Sekali lagi ma’af atas kebohongan gue selama ini, jangan salahkan silvia ataupun arief karna gue yang ingin kan ini” kata putri dengan bijak, dan menatap januar dengan teduh.  Januar juga sudah lega pikirannya karna kecurigaan dia selama ini telah terungkap dan perasaan juga sudah ia nyatakan, walaupun telat namun hatinya sudah cukup lega.
“oke…gue juga bakal nganggab lue seperti ade gue sendiri.” Januar akhirnya tersenyum menatap gadis yang sempat ia cintai, walaupun rasa cintanya harus dipendam dalam.
***
“asik ya…turing kali ini komplit, semuanya udah punya pasangan hahahaha” kata zaki, sebelum memualai perjalanan turing bersama teman-teman kampus, termasuk putri, silvia dan juga mala.
“iya dong…gue sama cewe gue yang cantik, silvia” balas yuda dengan riang, silvia hanya memukul manja pundak yuda.
“gue juga, siapa lagi kalau bukan sama putri” sahut arief, putri segera menyubit manja pingang arief.
“eh…lihat pasangan baru ni…” balas zaki, dengan melirik ke januar yang dari tadi hanya tertawa dengan guyonan yuda.
“apa sih…oia gue sama naela, gak baru juga, udah dua bulan ya?” balas januar seraya meirik kekasihnya yang berada di belakangnya yang sudah siap, naela membalas dengan senyum ramahnya. 
“kita juga pasangan baru ya…rizki” sahut bambang dengan sikap genit kepada rizki yang berada dibelakangnya, sontak semuanya tertawa renyah.
“sudah siap semua, cabut…januar pimpin pasukan” teriak yuda, dan semuanya segera siap starter motor, januar sudah melaju terlebih dulu, disusul dengan yuda, lalu arief, zaki, terakhir bambang.  Rute kali ini mereka menuju punjak bogor. Silvia melihat januar sudah mempunyai kekasih ada kelegaan dan kesenangan sendiri untuk dirinya, “ternyata dia bisa bangkit juga dari patah hati dan dapat yang lebih baik seperti naela, semangat ya…abang” gumam silvia dalam hati yang terus memandang kemesraan januar dan naela, putri berpengangan erat kepada arief, dalam hatinya ia berbisik “aku bersyukur bisa memiliki kamu, sayang”, tanpa sadar arief melihat tingkahnya putri yang tersenyum-senyum sendiri dari kaca spion.
“kamu kenapa ai, senyum-senyum sendiri”
“tidak, aku hanya seneng, sekarang kita berdua kaya gini, dari pada sebelumnya sama-sama sibuk sama tugas kampus, aku sanyang kamu ai” jawab putri dengan senyum, dan dibalas dengan senyum arief, yang segera mengelus pipi putri dengan tangan kanannya.
“aku juga sayang sama kamu”
~end~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profesi Vs Pekerjaan

Dari pada salting mending kita ekting

Menanti Pelangi