Ruang Hati
Termenung duduk terdiam diruang ini.
Tak ada sosok lain, selain diriku sendiri.
Tanpa suara ataupun hanya sekedar bisikkan yang
terdengar.
Pintu diujung sana masih saja tertutup rapat.
Tanpa ada suara ketukkan,
Bahkan suara langkah yang mendekat,
Sepertinya juga enggan datang.
Namun sesekali terdengar ketukan pintu itu,
Ku sambut dengan senyuman, ku buka dengan perlahan,
Tapi sosoknya tak terlihat lagi,
Sepertinya sengan untuk masuk kedalam.
Terkadang juga, aneh,
Tak terdengar ketukkan, suara langkah masuk juga tak
terasa,
Tapi sosoknya sudah duduk disampingku, dengan
senyuman nan indah,
Sayangnya ketika ku terbangun, ia telah menghilang
dari hadapanku.
Bahkan ada yang keluar masuk, dengan mudahnya,
Dan pergi begitu, namun sosok itu kembali datang,
Dan pergilah dengan begitu saja, dan terus seperti
itu.
Sunyi, sendiri lagi,
Tertutup rapat dengan keheningan,
Biarlah tetap seperti itu,
Walaupun sakit merintih menahan kesunyian dan sepi.
Tapi lebih baik tetap seperti itu,
Dari pada ku hiasi ruang ini dengan,
Lampu kegelapan dengan momok yang menakutkan,
Ataupun goresan dinding yang amat perih jika
disentuh.
Hingga saatnya nanti,
Datangnya sosok yang indah, memberi keindahan,
Hingga akhinya ruangan ini tak berfungsi lagi.
Semangat menulis kawan,
BalasHapusaku udah follow jgan lupa foll back yah...