Gara-gara Novel
“nah
ini dia, buku terbarunya, beli ah...” gumam tia sendiri dan segera mengambil
buku keluaran terbaru dari penulis yang bernama pena Dee, buku yang berjudul
Madre, ia segera ambil tanpa pikir panjang, tiba-tiba ada tangan yang mengambil
buku yang berada disamping buku yang tia ingin ambil, ketika ia menolehkan
wajahnya ke arah seseorang yang berada disampingnya. Tia terkejut ternyata sosok yang berada
disampingnya, yang juga sedang memilih buku, di rak khusus untuk karya Dee,
ternyata asisten dosennya mata kuliah Pemrograman Visual. Yudi selain asisten
dosen, dia juga mahasiswa tingkat akhir di universitas yang sama dengan tia. Yudi pun tersenyum ketika melihat tia yang
sedang memandangnya dari tadi.
“hai…kau
tia bukan, anak semester 4” kata yudi dengan senyum yang ramah, dan tia segera
menganguk pelan.
“iya
kak, kakak juga suka buku dee?” Tanya tia dengan memandang buku yang digenggam
ditangan yudi.
“ya…aku
suka, bahasanya santai tapi gak lepas dari unsur sastra yang indah, dan ending
cerita juga gak bisa ditebak dengan mudah, aku suka sekali, makanya baru
beberapa hari terbit aku pengen langsung membelinya, kamu juga suka?” Tanya
yudi, dan tia segera mengangguk dengan terbesit senyum di bibirnya.
***
“oke
peraktek untuk hari ini selesai sampai disini, untuk tugas dari pak sulis, bisa
di kumpulkan via email dan paling telat minggu depan, ya…selamat sore” kata
yudi di depan kelas menutup peraktek dikelas tia, tia menyimaknya dengan sesaksama
dibangku kedua dari depan, dan segera merapihkan peralatan tulisnya kedalam
tas, yudi segera menghampirinya dan duduk di kursi kosong sebelah tia.
“tia…gue
duluan ya…udah ditunggu ni sama andre, oke bay..!!”sapa rani dihadannya dan
segera berlalu ketika tia mengangguk dengan senyuman.
“tia,
kamu kapan mau ke toko buku lagi, kebetulan aku pengen liat buku-bukunya radit
kali aja buku manusia setegah salmon sudah ada” Tanya yudi, seraya menatap tia
dengan ramah.
“oo
kakak juga suka ya? sama buku-buku radit, buku dia khan lucu-lucu dan bagus
banget ceritanya, kayanya sih minggu depan, memang kenapa?”, Tanya balas tia,
setelah mengomentari buku karya radit.
“gak,
kalau kamu gak keberatan, bagaimana kalau kita bareng kesanaa biar ada temen
diskusi juga tentang novel-novel yang oke-oke, bagaimana kamu mau?” tia hanya
menganguk untuk menjawab pertanyaan dari yudi.
“tapi
kamu sendiri aja ya…gak usah bawa teman lagi” kata yudi yang mengagetkan tia.
“kenapa?
O kakak mau ngajak aku ngedate, kaya anak sma aja deh”
“ehm…boleh
khan? Gak ada yang marah khan?” tia menganguk cepat, dengan senyum yang begitu
manis, mambuat yudi semakin gugub.
“oke
deh kalau begitu, jum’at setelah makul ini, bagaimana?”
“oke
boleh”
“aku
tunggu ya…” yudi segera berdiri dan beranjak pergi dari hadapan tia yang masih
tersenyum memandangi yudi yang perlahan hilang dari hadapannya.
***
“kamu
tau gak cerita novel teenlit ini, seru lho aku sudah baca, kebetulan adeku
sudah beli” Tanya yudi kepada tia, seraya memengang novel teenlit dengan cover dominan
berwarna biru.
“belum
baca, memangnya tentang apa?”
“tentang
seorang murid, yang menyukai guru matematikanya yang masih muda dan ganteng,
sama sih sama aku, bedanya, aku asdos malah kepincut sama mahasiswi aku
sendiri, ya…kamu” kata yudi menatap tia dengan mata ngenitnya, tia kanget
dengan perkataan yudi.
“maksud
kakak? Kakak suka sama aku, ah…jangan becanda deh…” balas tia mengelak.
“beneran…dari
awal aku mulai aku jadi asdos di kelas kamu, tapi baru berani bilang sekarang,
pas tau ternyata hobi kita sama, suka baca novel, dan suka menulis di blog
juga” tia pun tersipu malu karna mendengar pernyataan yudi, yang selama ini
diam-diam tia juga menganguminya.
Yudi
mengambil sebuah novel teenlit yang berjudul, “will you be my girlfriend?” dan
segera memperlihatkan kepada tia yang sedari tadi berdiri dihadapannya dengan
muka yang memerah.
“ini
pertanyaanku untuk kamu” yudi menunjukkan judul yang tertulis di cover novel
teenlit tersebut.
Tia
tidak kalah aksi, ia segera mencari jawaban untuk pertanyaan yudi dikumpulan
novel-novel teenlit,, dan menyesuaikan keputusan hati yang ingin menerima
cintanya yudi. Tanpa segaja tia melihat
novel teenlit yang berjudul “yes I will” dengan cover dominan berwarna
pink. Tia pun menunjukkan novel itu
dihadapan yudi yang dari tadi gelisah menunggu jawaban dari tia. Muka tengang yudi berubah dengan muka
semringah dan senyum merekah, iapun segera meraih tangan tia, dan mengandengnya
seperti pasangan kekasih yang penuh dengan bunga-bunga asmara.
“makasih
sudah mau menerima cinta aku” tia tersenyum malu dan merah di hadapan yudi yang
sedari tadi menatapnya penuh dengan cinta.
Mereka melanjutkan kembali mengelilingi toko buku, berdiskusi tentang
novel dengan penuh keriangan dan ke hangatan.
~end~
Komentar
Posting Komentar