You Not My Doll
“kita
memang sudah gak cocok lagi, ya..lebih baik kita putus dari pada kita selalu
bertengkar”.
Ya
itu kata-kata terakhir dalam chatingan aku dengan dia, di facebook. Pacaran 3 bulan hanya kata-kata itu yang
menjadi akhir. Rezha, itulah namanya. Sosok yang pernah silva sayangi, hanya
karna kedekatan mereka dikampus dan silva juga sekelas dengannya, bisa dibilang
Cinlok alias cinta lokasi, namun tak lama hanya sesingkat 3 bulan. Ia selalu menyebut silva dengan panggilan
“Teddy Bear”, ya…itu nama panggilan kesayangannya untuk silva, didaftra kontak
ponselnya juga nama Teddy Bear untuk menyimpan nomer ponsel silva. Baginya silva sebuah boneka yang imut, karna
tubuh bisa dikatakan gemuk dan pipi yang cabi. Sekarang sudah 2 bulan silva putus
dengannya, namun hubungan mereka tetap baik selanyaknya teman baginya.
***
“kau
kenapa? Kayanya kamu cape banget, sebaiknya kamu istirahat dulu, jangan
memaksakan, soalnya curugnya masih jauh” sapanya dengan senyum merekah, silva masih
dalam mengatur nafas yang teregah-egah, karna perjalanan ke curug cilember sangat
terjal dan penuh tanjakan, karna itulah acara rihlah kampus kali ini memilih
untuk jalan-jalan ke daerah ini, curug cilember.
“ya…kaya
aku kecapean deh, kamu duluan aja…nyusul yang lain, nanti ketinggalan loh…aku
bisa sendiri kok” jawab silva dengan nada pelan, rezha tampak khawatir
dengannya yang sudah penuh dengan keringat yang menetes didahinya, sedangkan
teman-teman yang sudah jauh, dan tak Nampak lagi dari pandangan.
“gampang…yang
penting kamu gak kecapean, biar aku yang nemenin, lagian mana tega biarin cewe
sendirian jalan sampe keatas” silva pun terkecut dengan perkataannya, ternyata
rezha masih mengkhawatirkannya. Silva hanya membalasnya dengan senyum. Tanpa mereka
sadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikan kedekatan mereka.
***
Suasana
perpustakaan yang hening, namun sudah dipenuhi pengunjung, ada yang asik dengan
membaca buku, ada asik dengan mengerjakan tugas, ataupun hanya sekedar
memanfaatkan free Hotspot untuk sekedar brosing materi kuliah seperti Narnia
dan rian yang dari tadi asik didepan netbook mereka masing-masing, beda dengan
silva yang memanfaatkan Free Hostpot perpustakaan untuk online di jejaring
social. Tiba-tiba saja akun rezha muncul
dilayar facebook, silva terkejut dengan rezha yang tiba-tiba menyapanya
kembali, karna sudah hampir setahun mereka sudah putus komunikasi, walaupun
sesekali bertemu, itu juga hanya sekedar acara kampus. Tanpa pikir panjang silva meminta pendapat
sahabatnya Narnia yang berada disamping kanannya.
“nar…si rezha mulai ngechat gue lagi, gimana?”
bisik silva agar tidak menganggu rekan kerja yang lain.
“hati-hati
nanti muncul benih-benih lagi bahaya, nanti sakit hati lagi juga bahaya, jangan
terlalu diladeni juga” pendapat Narnia seraya memandangi layar komputernya.
“oke
deh, thank’s ya…sobat” silvapun tersenyum, Narnia juga senyum namun
pandangannya tidak lepas dari layar komputernya. Tiba-tiba ada massager baru
dari rezha.
Rezha
: nanti sore mau tidak kita pulang
bareng, gimana mau gak?
tersentak kanget dengan perkataannya, silva segera
berbicara kepada Narnia untuk minta pendapatnya.
“nar…gimana
ni, pulang bareng, menurut lue, ladenin gak?” dengan nada berbisik, Narnia segera
memandangnya.
“Tanya
alasannya kenapa kok tiba-tiba minta bareng, kalau jawaban dia ya…hanya pengen
bareng sebagai teman tidak ada maksud lain, oke…lue boleh ladenin dia” silva segera
membalas chat rezha, dengan pendapat dari Narnia.
Silva
: dalam rangka apa ni, sepertinya ada
yang aneh
Rezha : ya…memangnya tidak boleh ya…kalau temen
ngajak pulang bareng, kalau kamu gak mau juga tidak apa-apa
“ternyata
hanya sebatas teman, huft…oke deh kalau begitu” gumam silva sendiri, Narnia hanya memandangnya aneh, karna
silva bergumam sendirian.
Silva
: oke
deh kalau begitu, jemput jam 7 ya?
Rezha
: oke…tunggu ya…! J
Iapun
segera offline dari Yahoo massager, silva segera menyelesaikan tugas, yang
sedari tadi sudah di anggurkan.
Sudah
tiga minggu kedekatan silva dan rezha semakin hangat dan semakin akrab kembali. Seringa kali mereka pulang bersama, rezha
menjemput silva, atapun hanya sekedar video call dengan facebook di sela-sela waktu
luang. Narnia dan yulita sudah sering
kali menasehati silva untuk tidak lagi mengunakan perasaannya setiap kali dekat
dengan rezha, mereka takut silva disakiti lagi.
Narnia melihat silva seperti boneka rezha, yang kadang di buang tapi
kadang pula
***
Taman
kampus menjadi tempat yang asik untuk menunggu jam masuk kelas makul
selanjutnya, Narnia dan silva sudah asik depan netbook mereka masing, tiba-tiba
yulita datang dengan tergesah-gesah.
“nanti
malem kita makan bareng yuks…sudah lama gak ngumpul? Jam 7 ditunggu ya…di kave
hijau depan kampus, jangan lupa ya?” kata yulita tanpa nafas sedikitpun, “oia
gue masih mau nyari anak-anak belum semuanya gue bilangin, dah ya…sampai ketemu
nanti” yulitapun segera bergegas pergi dari hadapan silva dan Narnia.
“kok tumben dadakan, kayanya ada yang penting
tuh?” komentar Narnia, seraya melirik ke arah silva.
“mungkin
iseng aja kali, kita khan sudah lama tidak ngumpul bareng, oia cowo lue nar,
suruh ikut aja, udah berapa kali ngumpul tuh anak gak datang” balas silva,
matanya memperhatikan Narnia.
“oia
bener juga ya? Oke deh…gue suruh dia ikut, khan sekalian ketemuan juga hehehe”
Narnia segera mengambil ponselnya berwarna puith, sambil senyum-senyum sendiri.
“oke
deh…dia mau ikut…asik” senyum Narnia makin merekah. Silva hanya tersenyum melihat tingkahnya.
***
BERSAMBUNG
Komentar
Posting Komentar