Semua itu ada waktu dan tempatnya.
Pernah gak sih
ngerasain yang namanya, Marah gara-gara dibencandain disaat emosi kita lagi
naik, atau suasana badmood kita lagi gak enak, ditambah lagi orang yang bikin
marah sering bikin salah, pernah mengalami hal itu???
Siapa pun pasti pernah
ngalaminnya, ya…aku pun sering mengalami hal itu, kemaren sempet baca buku
pisikologi, cara bagaimana anda disukai oleh orang lain, dan cara sukses dalam
bergaul, ternyata banyak ilmu yang bisa aku terapkan dalam hal itu, dalam menghadapi
situasi itu. Walaupun orang-orang
disekitar masih belum bisa baca kondisi posisi ku seperti apa, ya walaupun
sebagian sudah mengerti karna sudah sering bersama jadi mengerti.
Dan di hari itu ku
mengelami emosi yang sampai memuncak hingga suhu 500C panas sekali
bukan?, ya…setiap orang punya kadar emosi masing-masing, mungkin kalau ku
pribadi punya sifat emosi yang lebih over,
karna orang sering bilang emosi ku Lebay.
Ceritanya
:
Pagi itu rasa sakit
perut yang sudah ku alami dari hari sebelumnya belum juga sembuh, tapi berusaha
untuk masuk karna ada kerjaan kantor yang menumpuk dengan deadline yang begitu
mencekik leher ku.
Mood siang ku kembali
bagus dengan adanya berita sebuah penerbit favorit ku mengadakan acara untuk
para penulis pemula yang bisa ikut acaranya di yogja dengan fasilitas gratis,
mood antusias ku untuk ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, membuat ku
semangat menyelesaikan kerjaan ku, yang sebelumnya terbengkalai dengan adanya
fasilitas WiFi kantor.
Sore, otak kembali
mumet karna target tak mencapai sampai akhirnya, ku kembali terlena dengan
dunia maya, sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaan K-pop pastinya.
Tiba-tiba rekan kerja ku
memanggil sebuat aja Mrs. G.
“Syifa cariin arah mata
angin dong!” dengan nada menyuruh, bukan nada minta tolong, terdengar sangat
menyebalkan bagi ku gak suka namanya diperintah, kecuali sama atasan, tanpa
jawaban dan mengangguk dengan maksud mengiyakan, tapi malas bergumam.
Lalu si G menghampiri
tempat dudukku, mungkin dengan maksud menunggu hasil, tapi itu terasa
menyebalkan, mungkin dia pikir buka Google Eart itu cepet terus nyari gedung yang dimaksud bisa secepat kilat,
Internet yang lemot membuat semua pencarian terasa lama, si G masih saja di
belakang menunggu, tiba-tiba aplikasi Google Eart di laptopku ngehank.
“mana syifa, udah dapet
belum” teriak dari arah belakangku, terdengar begitu menyebalkan, apa dia gak lihat situasi laptop seperti
apa, ah bodohnya, meladeni orang yang tidak tau keadaan, hanya bisa meminta.
Menunggu aplikasi yang
ngehank ku biarkan dan kemudian restart lagi aplikasinya ternyata masih terbuka
lama, terlihat teman ku yang berdiri dan duduk dihadapanku melihat kearah si G
yang masih berdiri dibelakang, sedikit merasa aneh karna mereka seperti
menertawakan si G yang entah berbuat apa, ketika aku menoleh kebekang ternyata
dia sedang meledekku ya, masih bersikap biasa, tapi yang jelas aku gak suka dengan cara bencandanya yang
meledekiku yang punya kelebihan lemak ini di ledek-ledek dibelakang, mending
didepan sekalian, gak usah dibelakang mukaku, benci dengan hal seperti itu.
Entah karna apa
tiba-tiba laptopku mati seketika, sebabnya apa gak tau yang jelas kerjaanku
belum sempat aku save itu buat aku
bingung, kemudian kerestart kembali yang sebelumnya, hanya berwarna hitam. Masih proses menyela si G malah bertanya.
“mana syifa, udah
dapet, lama banget sih?!” dengan nada menyuruh, dan mungkin maksud dia
bencanda, tapi hanya orang bodoh yang bisa becanda disutuasi lawan bicara
sedang bingung, dan menahan emosi.
“mana lama” katanya
yang kedua kali, sambil memukul kursiku, entah sudah kehabisan pikiran, Wifi
sudah gak dapet lagi karna masih proses start, di tambah kerjaan yang belum di
save, di tambah lagi entah setan atau iblis yang bikin emosi gue naik, yang klo
gak setan dan iblis yang selalu bikin manusia marah dan beristigfar.
“gak bisa lihat laptop
gue tadi mati, gue juga gak tau kerjaan gue ke save apa gak?” teriakku yang
sudah kehabisan stok Es batu untuk mendinginkan hati, tapi dia malah tertawa
seperti mengajak becanda, BODOH, melihat botol dihadapanku tanpa pikir panjang
ku lempar kearah belakang, entah kena atau tidak, yang jelas itu sudah buat aku
lega buat melampiaskan.
Akhirnya dia pergi dari
sisi belakangku, dia masih saja bebicara, entah apa ingin rasanya ku lempar pake
meja yang besar ini, tapi tak mampu, untung temanku melerai.
Suasana mulai tenang,
temanku yang tidak tau cerita datang dengan santai bilang.
“kok lue sewot banget
sih, sama G” santai seperti wartawan yang tak tau apa-apa tapi ingin menulis
jurnal, ah wartawan bodoh.
“suka-suka gue mau
sewot apa siapa, yang jelas dia bikin kesel” jawabku judes.
Wajahku sepetinya sudah
terlihat seperti kertas yang di bentuk bola, tak karuan, tanpa senyum, hanya
jantung yang berdetak dengan cepat, dan hati masih beristigfar.
“jadi cowo kok bawel
banget, aneh gue” gumamku pelan, entah terdengar atau tidak, tapi terdengar
oleh dia.
“diam salah, nanti kaya
tomi diam diomongin, bawel salah” jawabnya santai.
Aaaaarrrgggghhhhh……!!!
Pengen teriak.
Bodoh, bawelnya tau tempat, ngomongnya
tau tempat, percuma aku balas, kalau aku balas aku hanya seperti orang bodoh
yang ikut-ikut seperti dia. Sore tak bersahabat, buat mukaku
semakin kusam dan perut jadi laper, alhasil mie ayam habis aku lahap.
Pengalam yang
mengajarkan, bagaimana kita untuk membaca situasi sekitar, dan membaca situasi
lawan bicara kita, salah gak dengan nada
yang kita sampaikan dalam setiap pembicaraan, kalau kita salah menempatkan yang
ada hanya terlihat seperti orang bodoh, berakal tapi tak punya etitude.
Karna setiap emosi
orang mempunyai kadar yang berbeda-beda, jadi kita gak akan tau marahnya dia
seperti apa, dan bencinya seperti apa, dan apa yang digumamkan dalam hatinya,
itu penting untuk bisa jadi seseorang yang disenangi.
Komentar
Posting Komentar